Wednesday, March 24, 2010

Kita hanya kurang nyaman 3 jam

Hari itu suamiku beruntung mendapatkan tiket untuk kembali ke rumah orangtuaku, ketika naik bus ternyata telah ada seorang wanita duduk di tempat duduk kami, suami memintaku duduk dulu di sampingnya, namun tidak meminta wanita ini berdiri. Ketika kuperhatikan ternyata kakinya ada sedikit cacat, barulah tahu kenapa suamiku memberikan tempat duduknya. Suamiku terus berdiri dari Jiayi sampai Taipei, sejak awal tidak ada memberi tanda kalau itu adalah tempat duduknya.

Setelah turun dari bus, saya berkata pada suami: “Memberikan tempat duduk pada orang yang butuh memang baik, namun pertengahan perjalanan Jiayi sampai Taipei kan boleh memintanya berdiri agar gantian kamu yang duduk.”
Suamiku menjawab: “Orang lain sudah tidak nyaman seumur hidup, kita hanya kurang nyaman selama tiga jam saja.” Mendengar perkataan ini, saya sangat terharu sebab telah mendapatkan suami yang sedemikian baik, namun tidak mau orang lain tahu akan kebaikan hatinya, itu membuat diriku merasakan dunia seketika penuh dengan kehangatan.
Kalau pola berpikir dapat dirubah, dunia mungkin akan terasa berbeda. Setiap hal dalam kehidupan ini bisa saja berubah, tergantung dari bagaimana cara kita berpikir dan bagaimana cara kita merubahnya.
Kita tidak mungkin berhasil dalam waktu tiga menit, namun asalkan mau berusaha, mungkin dalam satu menit saja, kehidupan sudah menjadi berbeda.“Kita tidak pasti kaya karena mendapat banyak uang, namun kita pasti kaya secara batiniah dengan bersumbangsih.”
(from unknown)
Selengkapnya...

Hati Polos

Ada sebuah kota kecil dimana sudah lama tidak turun hujan, menyebabkan kerugian besar pada hasil pertanian, pastor lalu mengumpulkan semua orang untuk sama-sama melakukan doa memohon hujan di gereja. Dalam kumpulan orang ramai ada seorang gadis kecil, karena sosoknya sangat mungil, hampir tidak terlihat oleh orang lain, namun dirinya juga ikut acara doa bersama.

Pada saat ini, pastor melihat barang yang dibawa gadis kecil ini, dengan terharu berkata di atas podium :”Adik kecil itu sangat mengharukan hatiku.” Semua orang melihat pada arah yang ditunjuknya.
Pastor melanjutkan: “Hari ini kita datang bermohon pada Tuhan agar dikaruniai hujan, namun di dalam gereja ini hanya dirinya yang membawa payung.” Semua orang memperhatikan, ternyata di sebelah tempat duduknya ada sebuah payung kecil warna merah. Seketika semua hening, kemudian terdengar tepuk tangan riuh bercampur cucuran air mata.
Kadangkala kita harus mengakui: Sebetulnya anak-anak tidak “kecil” sama sekali, mereka sebetulnya sangat “besar”, cinta kasih mereka sangat “besar”, keyakinan mereka juga “besar”.
Selengkapnya...

Hati Kanak-kanak

Ada seorang wanita single yang barusan pindah rumah, dia menemukan kalau di sebelah rumahnya tinggal sebuah keluarga miskin, terdiri atas seorang janda dan dua orang anak. Suatu malam, tiba-tiba listrik di lingkungan mereka padam, wanita itu terpaksa menyalakan lilin untuk penerangan. Tidak lama kemudian, terdengar suara orang mengetuk pintu. Ternyata anak dari keluarga sebelah, anak itu bertanya dengan nada kuatir” “Bibi, apakah di rumah Anda ada lilin?”

Wanita ini berpikir dalam hati: “Keluarga mereka ternyata sangat miskin sampai tidak sanggup membeli lilin, saya tidak boleh meminjamkan, nanti jadi kebiasaan.” Maka dia lalu menghardik anak itu: “Tidak ada.”
Ketika dia akan menutup pintu, anak miskin itu berkata dengan senyum penuh perhatian: “Saya tahu rumah Bibi tidak ada lilin.” Sehabis berkata lalu memberikan dua batang lilin dan berkata: “Ibu dan kami takut Bibi tinggal sendirian tanpa lilin, jadi saya bawakan dua batang lilin untuk Bibi.” Saat ini wanita ini merasa sangat bersalah, dengan hati terharu memeluk anak itu dengan erat.
(from unknown)
Selengkapnya...

BAGAIMANAKAH TOPLESMU?

Dalam kelas Filsafat, seorang Profesor tengah mengajar murid-muridnya. Di depan mejanya, terdapat beberapa barang. Sang Profesor, mengambil sebuah toples kosong yang besar dan mengisi dengan bola-bola golf.

Kemudian beliau bertanya, "Apakah toples ini sudah penuh?" Para murid menyetujuinya. Lalu, sang Profesor mengambil sekotak batu koral dan menuangkannya ke dalam toples. Dia menggoyang-goyangkan toples tersebut dengan ringan. Batu-batu koral masuk, mengisi tempat yang kosong di antara bola-bola golf tersebut. Kemudian beliau bertanya kembali apakah toples tersebut sudah penuh. Dan para muridpun mengamininya.

Selanjutnya, sang Profesor mengambil sekotak pasir dan menebarkannya ke dalam toples. Tentu saja, pasir itu menutup segala sesuatunya. Sekali lagi, beliau bertanya apakah toples tersebut sudah penuh. Murid-murid pun menjawab dengan tegas, "Ya!"

Profesor kemudian menyeduh dua cangkir kopi dan menuangkan isinya ke dalam toples dan mengisi ruangan kosong di antara pasir. "Sekarang," kata Profesor, "Saya ingin kalian memahami bahwa toples itu mewakili Kehidupanmu. Bola-bola golf adalah hal-hal penting: Tuhan, Keluarga, Anak-anak, Kesehatan, Teman dan para Sahabat."

Jika segala sesuatu hilang dan hanya tinggal mereka, hidupmu masih tetap penuh. Batu koral adalah segala hal lain, seperti Pekerjaanmu, Rumah dan Mobil. Pasir adalah hal-hal yang lainnya - hal-hal yang sepele.

"Jika kalian kali pertama memasukkan pasir ke dalam toples," lanjut sang Profesor, "Maka tidak akan tersisa ruangan untuk batu-batu koral ataupun untuk bola-bola golf."

"Hal yang sama akan terjadi dalam hidupmu. Jika kalian menghabiskan energi untuk hal-hal sepele, kalian tidak akan memiliki ruang untuk hal-hal yang penting untuk kalian." ujar Profesor.

"Jadi, ...... beri perhatian untuk hal-hal yang kritis untuk kebahagiaanmu. Bermainlah dengan anak-anakmu. Luangkan waktu untuk check-up kesehatanmu. Ajak pasanganmu untuk keluar makan malam." Akan selalu ada waktu untuk membersihkan rumah dan memperbaiki perabotan.

Tegas Profesor, "Berikan perhatian terlebih dahulu kepada bola golf. Hal yang benar-benar penting. Atur prioritasmu. Baru yang terakhir, urus pasirnya!"

Kemudian, salah satu muridnya bertanya, "Jika demikian Profesor, kopi mewakili apa?"

Sang Profesor tersenyum, "Itu untuk menunjukkan kepada kalian bahwa sekalipun hidupmu sudah penuh, tetap selalu ada tempat untuk secangkir kopi bersama sahabat!"
(From Unknwon)
Selengkapnya...


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and BMW Cars. Powered by Blogger