Wednesday, November 25, 2009

Biarkan Aku Kembali - Indra Lesmana

Jauhnya melangkah
Tak terasa lelah yang menerpa
Kini kian dekat segala yang pernah ku..damba
Lalu dari mana datangnya rindu

Sarat dengan beban
Walau dapat tertanggulangi
Tetapi terkadang ingin semua dapat kulupakan
Entah bagaimana datangnya rindu

Membuatku ingin berlari
Biarkan aku kembali
Bermain, berlari, berputar, menari
Biarkan aku kembali
Dimanaku selalu... terlindungi

Dapat ku melihat
Kehidupan di depan mataku
Selalu kusyukuri segala yang kini kunikmati
Lalu darimana datangnya rindu

Membuatku ingin berlari
Biarkan aku kembali
Bermain, berlari, berputar, menari
Biarkan aku kembali
Dimana ku selalu terlindungi

Ohhhhhh
Biarkan aku kembali
Bermain, berlari, berputar, menari
Biarkan aku kembali
Berkhayal terbang jauh tinggi
Biarkan ku pejamkan mata
Sejenak kembali masa kecilku
Selengkapnya...

Thursday, November 5, 2009

9 Aturan Emas dalam Mengelola Keuangan

KOMPAS.com - Bekerja keras, dan cermat mengatur keuangan, bukanlah hal-hal yang perlu Anda lakukan hanya karena Anda menjalani kewajiban. Lakukan kedua hal ini karena memungkinkan Anda memperoleh kenikmatan seutuhnya dalam menjalani hidup. Anda tidak akan menyesal ketika akhirnya mampu mencapai apa yang penting bagi hidup Anda, berkat penetapan pola hidup yang terbaik.

Untuk dapat menjalani pola hidup yang bijak dan mengelola keuangan dengan cermat, Anda bisa mengikuti 9 aturan dasar, yang boleh dikatakan sebagai aturan emas, berikut ini:

Hidup sesuai kemampuan. Agar benar-benar hidup merdeka, hiduplah sesuai kemampuan. Jika Anda selalu dililit hutang, entah kepada orang lain atau kartu kredit, Anda tak akan pernah menikmati hidup Anda seutuhnya. Atur agar Anda dapat menjalani hidup tanpa batas dengan menabung untuk hal-hal yang Anda inginkan, dan berbelanja sesuai rencana.

Bekerja keras. Pekerjaan dan gaji Anda adalah aset terbesar dalam membangun kekayaan. Lakukan yang terbaik di tempat kerja, dan ambil langkah-langkah untuk membuat diri Anda sangat dibutuhkan, untuk meraih posisi yang Anda inginkan.

Membandingkan harga. Anda tahu kan, kebiasaan ibu-ibu saat berbelanja di pasar atau di hipermarket? Mereka akan berkeliling dulu membandingkan harga antara barang merek yang satu dengan merek yang lain. Mereka baru akan memutuskan untuk membeli ketika mendapatkan harga terbaik (paling murah!). Apakah mengambil paket tur yang sedang promosi lebih murah daripada jika Anda membeli tiket pesawat dan memesan penginapan sendiri? Meskipun memakan waktu, hasil yang Anda peroleh tentu terasa lebih memuaskan.

Hindari penyesalan belakangan. Merasa bersalah itu sangat tidak menyenangkan. Karena itu, sebelum menyesal karena membeli sesuatu yang tak dapat dipakai, tanyalah pada diri Anda: Apakah saya benar-benar menyukainya? Seberapa sering saya akan memakainya? Apakah saya mampu membelinya? Bisakah saya mencari versi yang lebih murah di tempat lain?

Hindari penyesalan karena terlalu hemat. Kadangkala terlalu hemat juga bisa menyisakan penyesalan. Pernahkah Anda menemukan sesuatu barang yang sudah lama Anda impikan, namun karena Anda bertekad tidak akan tergoda, akhirnya menyesal karena tak pernah lagi melihat barang tersebut? Sekali-sekali, Anda boleh saja kok memanjakan diri. Alokasikan dana untuk sesuatu yang mungkin tidak sangat dibutuhkan, tetapi bisa membuat Anda bersemangat.

Utamakan kualitas, bukan kuantitas. Menjejali lemari Anda dengan pakaian-pakaian yang sudah tak musim lagi dalam tiga bulan, bukan cara yang cerdas dalam membelanjakan uang. Belilah barang dalam jumlah yang lebih sedikit namun tahan lama. Dengan demikian Anda akan memiliki beberapa barang berkualitas tinggi yang membuat Anda merasa layak memilikinya.

Menabung untuk sesuatu yang sudah diduga, dan yang tidak diharapkan. Kita tentu akan pensiun pada waktunya nanti, karena itu sebaiknya Anda menabung dari sekarang. Di pihak lain, kita juga perlu mempersiapkan diri untuk sesuatu yang tak diharapkan, seperti PHK atau biaya kesehatan. Dengan demikian kita akan selalu mampu mengontrol keuangan meskipun hal-hal di sekitar Anda tidak berjalan sesuai keinginan Anda.

Negosiasikan. Dengan kata lain, tawarlah harga semampu Anda. Pintu tidak akan tertutup sampai Anda mendengar kata "tidak". Begitu juga saat wawancara kerja. Lakukan tawar-menawar untuk hal-hal seperti gaji atau benefit lain yang dapat Anda peroleh. Yang Anda perlukan hanya kepercayaan diri untuk meminta.

Tetapkan tujuan untuk memotivasi diri. Tinjau kembali tujuan Anda ketika telah berhasil mencapai tujuan yang Anda buat sebelumnya. Entah itu menabung untuk liburan ke suatu tempat yang sudah lama Anda impikan, atau mempertimbangkan langkah selanjutnya dalam karier. Pendek kata, selalu lakukan sesuatu untuk membuat Anda bergerak maju dan termotivasi.

Selengkapnya...

Makna di Balik Pertanyaan Saat Wawancara Pekerjaan

KOMPAS.com - Anda pasti pernah menghadiri beberapa wawancara pekerjaan. Selama itu pula, Anda mungkin pernah menerima pertanyaan-pertanyaan yang serupa, yang rasanya Anda pun bisa menjawabnya dengan cepat seperti hafalan. Namun, apakah Anda sudah memberikan respons terbaik yang bisa Anda berikan?

Tanpa kita sadari, pertanyaan-pertanyaan kecil dan terlihat sederhana justru memiliki lapisan rahasia yang mengandung makna tersendiri. Apakah yang sesungguhnya yang ingin digali oleh si penanya? Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan saat wawancara pekerjaan. Perkaya diri dengan informasi berikut agar Anda bisa mengerti apa yang dicari oleh si penanya.


1. Mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan kami?
Demi mendapatkan pekerjaan, tak jarang orang melemparkan saja lamarannya pada posisi yang lowong, padahal mereka tak mengerti benar arti dan tanggung jawab tugas yang harus diemban posisi tersebut. Nah, saat wawancara pekerjaan inilah sang penanya ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan Anda tentang posisi itu, tentunya dengan harapan, Anda tahu lebih banyak dari sekadar pengetahuan dasarnya saja.

Arti sesungguhnya: “Seberapa banyak yang Anda ketahui tentang perusahaan ini, dan mengapa Anda ingin bekerja bersama kami ketimbang kompetitor kami?” Ketika menjawab pertanyaan seperti ini, sebutkan sesuatu yang spesifik. Anda mungkin perlu menyebutkan beberapa prestasi yang sudah dicapai oleh perusahaan tersebut. Misal, bahwa Anda merasa sangat tertarik dengan program riset terbaru kreasi perusahaan tersebut. Atau, bahwa Anda terkesan dengan program tanggung jawab sosial perusahaan. Respons mendetail atau spesifik membuat si penanya mengetahui bahwa Anda tertarik untuk bekerja bersama dengan perusahaan tersebut, tak hanya mengincar gajinya saja. Pada saat bersamaan, menunjukkan bahwa Anda sudah melakukan riset, sekaligus membuat si penanya mengetahui bahwa Anda sudah mempersiapkan diri dan serius ingin bergabung dengan perusahaan tersebut.

2. Apa kelebihan Anda?
Jawaban umum seperti, “Saya baik saat bekerja dengan tim,” atau “Saya disiplin dalam bekerja” memang seperti jawaban yang tepat untuk disampaikan kepada kepala personalia yang bertanya. Namun sayangnya, jawaban seperti ini sudah terlalu sering didengar oleh kepala personalia. Sebaiknya Anda mengatakan sesuatu yang berbeda dan membuat Anda memiliki nilai lebih di mata si penanya.

Arti sesungguhnya: “Seberapa besar kelebihan yang sudah Anda gunakan untuk memberikan nilai tambah bagi perusahaan?” Saat menanyakan pertanyaan ini, si penanya ingin mengetahui bakat atau nilai lebih apa yang bisa Anda tawarkan kepada perusahaan. Maka, saat pertanyaan ini ditanyakan, jangan lupa untuk menjelaskan nilai lebih Anda. Jelaskan bagaimana kelebihan Anda bisa memenuhi kebutuhan spesifik perusahaan. Dalam ekonomi seperti sekarang ini, banyak perusahaan yang sedang berusaha menurunkan biaya pengeluaran. Pengalaman Anda bernegosiasi dengan para vendor dan mendapatkan harga termurah, misalnya, bisa meningkatkan kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan yang Anda incar.

3. Apa kekurangan Anda?
Kebanyakan orang berusaha mendaftar kekurangan yang sebenarnya bisa dilihat sebagai kekuatan. Misal, “Saya terlalu perfeksionis” atau “Saya tak bisa mengatakan ‘tidak’ ketika seseorang minta bantuan.” Jawaban-jawaban seperti ini bisa membuat si pewawancara menduga bahwa Anda sedang menyembunyikan sesuatu.

Arti sesungguhnya: “Seberapa besar Anda jujur dan mengenali diri Anda sendiri?” dan “Seberapa suksesnya Anda menghadapi tantangan dalam berkarier atau kesulitan dalam bekerja?” Setiap orang memiliki kekurangan, namun tak semua orang berani mengakuinya. Pewawancara kerja mencari orang-orang yang bisa mengenali kekurangan dirinya sendiri dan berani maju untuk mengatasinya. Misal, jika Anda memiliki masalah untuk bicara di depan publik, katakan bahwa jika memang itu adalah kekurangan Anda. Lalu lanjutkan prestasi pribadi Anda sendiri yang ternyata bisa mengatasi kekurangan tersebut. Misal, dengan mengatakan bahwa Anda mencoba memberanikan diri untuk bicara di depan tim eksekutif untuk mempresentasikan proposal proyek Anda di kantor lama. Katakan, bahwa meski menakutkan, namun situasi tersebut memaksa Anda untuk mengkonfrontasi kelemahan Anda dan mengambil langkah-langkah, meskipun kecil.

4. Lebih senang bekerja sendiri atau dalam tim?
Pertanyaan ini termasuk pertanyaan yang menjebak. Karena jarang seseorang harus bekerja sendirian atau selalu dalam kelompok.

Arti sesungguhnya: “Bisakah Anda bekerja dengan pengawasan minimal?” dan “Bisakah Anda menjelaskan ketika Anda bekerja dengan kolega atau grup untuk menyelesaikan tantangan pekerjaan?” Para manager mencari individu-individu yang bisa mengambil kesempatan dan berinisiatif. Tak semua atasan bisa mengawasi semua bawahannya dan membimbingnya untuk menyelesaikan tugas selangkah demi selangkah. Jadi tunjukkanlah bahwa Anda bisa bekerja secara otomatis dan cerdik.

Pada saat bersamaan, Anda harus bisa bekerja dengan beragam tipe individual dengan tingkatan yang berbeda, departemen, kantor, bahkan perusahaan. Maka si personalia yang bertanya kepada Anda ingin tahu sebaik apa Anda bisa berkolaborasi dengan orang lain. Jangan lupa untuk menyampaikan jika Anda pernah memimpin proyek tim yang berhasil.

Dengan mengetahui apa respons yang dicari oleh para pewawancara lewat pertanyaan-pertanyaan simpel, kesempatan Anda untuk bisa menjawab dan memberi impresi baik di hadapan si pewawancara lebih baik. Lagi pula, si pewawancara mungkin terbiasa untuk mendengar respons yang sama berulang-ulang. Dengan memberikan jawaban yang berbeda dari kebanyakan orang, Anda pun akan memiliki peluang lebih baik.
Selengkapnya...


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and BMW Cars. Powered by Blogger