Wednesday, November 26, 2008

M U S I S I J A L A N A N



Tadi pagi di dalam kereta Bogor-Jakarta, ada musisi jalanan yang cukup mengusik perhatian gw. Seorang wanita muda umur sekitar 20an membawa tape karaoke dan seorang anak kecil berumur kurang lebih 5 tahun yang membawa kantong bekas pewangi pakaian. Hampir setiap hari gw ngeliat mereka di kereta. Tapi pagi ini sang bocah kecil itu terus mengangsurkan kantongnya dan tidak mau pergi jika tidak diberi uang, begitu juga sang wanita (entah ibunya atau bukan) seakan ikut mengiyakan tindakan sang bocah.

Menit bergulir sampailah mereka dibangku tempat gw duduk. Gw mengangkat tangan sebagai isyarat untuk mengatakan TIDAK. Tetapi bocah itu terus mengangsur-angsurkan kantong uangnya. Lama ia tidak mau pergi, hingga mba-mba yang berdiri didepan gw merogoh uang seribu perak, barulah ia pergi. Begitu pula dengan penumpang-penumpang lain yang dihampirinya.


PEMAKSAAN. Itulah istilah yang pas menurut gw. Bukan kali ini aja, gw mengalami ini. Beberapa tahun yang lalu dikereta dengan jalur yang sama, seorang anak penyapu di kereta memaksa gw untuk memberikan uang. Karena pada saat itu gw benar-benar tidak ingin ngasih, gw seperti biasa memberikan isyarat “tidak”. Tetapi anak kecil itu mengumpat gw dengan kata-kata yang sangat kotor. Sangat tidak punya rasa kesopanan.

Ada lagi musisi-musisi jalanan lain yang gw jumpai di bis Pulogadung-Kp.Rambutan dengan badan penuh tato terang-terangan meminta uang dengan mengatakan baru keluar dari penjara. Melihat kondisi si musisi banyak juga orang yang memberikan uang sambil bersungut-sungut.

Belum lagi seorang pria separuh baya yang dengan jalan tertatih-tatih memegang perutnya dan mengatakan ususnya terburai karena satu dan lain hal, dan tidak punya uang untuk kerumah sakit. Triknya cukup berhasil, karena banyak yang memberikannya uang, begitu pula gw yang cukup terenyuh. Setelah bapak itu turun dari bis, gw melihatnya dengan ekor mata. Saat itu gw cukup terpana dan merasa tertipu. Bapak-bapak itu langsung mengeluarkan bungkusan dari perutnya dan kembali berjalan tegak seolah tidak ada peristiwa apapun.

Tapi peristiwa yang terjadi beberapa bulan lalu yang membuat gw BERHENTI memberikan uang buat mereka. Pada saat gw naik angkot, angkot itu berhenti di perempatan jalan karena lampu merah. Pada saat itu hanya gw dan nyokap yang ada di bangku belakang, sedangkan sebelah kiri sopir ada seorang penumpang lagi. Kemudian dua orang pemuda tanggung menghampiri angkot yang kami tumpangi, kemudian mulai mengamen. Karena tidak diberi uang, mereka marah-marah dan sama seperti anak kecil dikereta itu mengucapkan kata-kata yang sangat buruk.

Menurut gw, gw tidak pernah meminta mereka untuk menyanyi di depan gw, jadi seandainya gw tidak memberikan uang kenapa mereka harus mencak-mencak tidak karuan ?.....
Apakah perilaku mereka demikian tidak punya etikanyakah?......
Apakah mereka tidak berfikir, jika uang yang diberikan sambil bersungut-sungut juga tidak halal bagi mereka?...

Wednesday, 261108 Selengkapnya...

Tuesday, November 25, 2008

PRODIA - season 2

Hari-1
Hari senin, gw nitip ke ade gw untuk memberikan feses dalam tabung ke Prodia, tetapi ternyata ga bisa diterima. Petugas Prodia-nya akhirnya nelepon gw, dan ngejelasin kalo jangka waktu 'ngambil feses nya' dengan pemeriksaan di Lab ga boleh lebih dari 2 jam, sedangkan “feses” yang gw kasih udah lebih dari 12 jam. Gw bilang aja “Kemarin kayaknya ga dibilangin deh”. “Biasanya kita selalu bilang dan selalu menekankan tidak boleh lebih dari 2 jam, karena nanti yang dicari ga ada”. Daripada debat kusir, dan gw sendiri ga yakin emang gw ga denger atau emang ga dibilangin, akhirnya gw jawab iya-iya aja. Hmmm.... ini ni kesalahan kedua gw. Akhirnya diberikanlan lagi tabung kosong untuk diisi feses.

Hari-2
Esoknya setelah “ngambil fese” jam 5 pagi, gw berangkat pagi-pagi buta dengan harapan jarak dari gw 'ngambil feses' dan ngasih hasilnya ke Prodia tidak lebih dari 2 jam. Naik angkutan umum kayaknya bakalan ga keburu nie, macet, paling tidak harus naik kereta. Gw telepon temen gw Mega “Meg, lo biasa naik kereta jam berapa?.., penuh ga?” , “Gw sie biasa naik ekonomi AC yang jam 6 kurang 15an. Ga penuh kok”. “Didepan itu apa?.., jam berapaan” cecar ku lagi. “Ekonomi, jam setengah 6an. Penuh banget yang itu”. Hmm, naik ekonomi AC aja deh. Waktu ngantri tiket, ada di Melfa diantrian paling belakang. Teman SMU gw yang satu ini rame banget anaknya. Ga pernah kehabisan bahan cerita klo sama dia. Enak diajak gila bareng,he..he..he... Eh ternyata kereta2nya lagi pada telat. Akhirnya gw naik Ekonomi AC jurusan Tanah-Abang yang seharusnya jam 5.20an tapi baru dateng jam 5.40an. Setelah seseruan dikereta bareng Melfa, gw turun di Pasar Minggu. Ternyata baru jam 6an. Disambung naik M16, sampelah gw di Prodia jam 6.05. Akhirnya keburu juga :P. Repot ternyata ya klo cek feses rutine itu.
Dari situ meluncur lah gw ke stasiun, naik kereta ke kantor. Jam 6.30 baru dateng keretanya, Ekonomi biasa, soalnya Ekonomi AC nya masih jauh dibelakang. Daripada telat, gw naik aja. Penuh banget kayak ikan pepes, loh apa hubungannya ya?... :P. Sampe kantor beli bihun dulu ah di Bu' Sum, enak loh lembut bihunnya, apalagi ditambah tempe mendoan plus bumbu kacang. Lazis tenan ....:) .

Tuesday, 251008
Selengkapnya...

Monday, November 24, 2008

PRODIA - season 1

Setelah satu tahun tertunda, jadilah dibulatkan niat untuk medical check up di Prodia. Seperti biasa internet jadi sumber untuk mencari data-data yang diperlukan. Setelah gogling maka dapatlah alamat websitenya http://prodia.co.id Ternyata ada beberapa tipe medical check-up disana. Ada yang tipe sederhana, medium dan eksekutif. Ada check-up prakaryawan juga. Cuma di websitenya tidak dijelaskan secara detail check-up prakaryawan itu meliputi apa saja. Sedangkan kalo check-up sederhana, medium dan eksekutif terdiri dari :

Check Up Sederhana
Untuk mendeteksi dini ada tidaknya kelainan pada organ tubuh, gangguan metabolisme, infeksi dan kelainan-kelainan lain. Misalnya kelainan darah, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan metabolisme lemak, gangguan saluran cerna dan kemih. Check up sederhana hanya terdiri dari beberapa tes yang dianggap cukup spesifik untuk mewakili kelainan yang ada.
Check Up Medium & Eksekutif
Untuk mendeteksi dini ada tidaknya kelainan pada organ tubuh, gangguan metabolisme, infeksi dan kelainan-kelaian lain. Misalnya kelainan darah, gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi hati, gangguan metabolisme lemak, gangguan saluran cerna dan kemih, infeksi virus hepatitis dan gangguan fungsi tiroid. Dengan check up lengkap (medium atau eksekutif) dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas, karena bila lebih dari satu tes menunjukkan kelaian organ maka kesimpulan yang diambil akan lebih akurat.
(sumber : http://www.prodia.co.id/m_informasi_jenis_pemeriksaan.html )

Hmm, sippplah ..., kayaknya yang check-up sederhana aja deh.. Eitsss.....,tunggu dulu harganya berapa ya?...harus tau juga tuch... Dicari-cari ternyata ada juga daftar alamat-alamat cabang Prodia. Wah ternyata banyak juga cabangnya nie. Mulailah gw mencatat-catat alamatnya, cari yang deket-deket rumah ah...

KANTOR PUSAT
Jln. Kramat Raya No. 150
Telp:(+62-21) 314.4182
Fax :(+62-21) 314.4181
Jakarta - 10430
INDONESIA
email. prodia@prodia.co.id; info@prodia.co.id

CABANG DEPOK
Ruko Pesona Khayangan No. 9, Jln. Margonda Raya No. 45
Telp:(+62-21) 775.1178, 775.1826
Fax :(+62-21) 775.0737
Depok - 16411
INDONESIA
email. depok@prodia.co.id

CABANG JAKARTA
Jln. Kramat Raya 53-A
Telp:(+62-21) 390.6709, 315.3002
Fax :(+62-21) 392.2721
Jakarta – 10450
INDONESIA
email. jkt.kramat@prodia.co.id

Jln. Gunawarman 77, Kebayoran Baru
Telp:(+62-21) 722.0203, 727.86933
Fax :(+62-21) 722.6450
Jakarta – 12180
INDONESIA
email. jkt.kebayoran@prodia.co.id

Jln. Boulevard Raya Blok H-4 No. 15, Kelapa Gading Permai
Telp:(+62-21) 452.2148, 452.0017
Fax :(+62-21) 452.2714
Jakarta – 14240
INDONESIA
email. jkt.klpgading@prodia.co.id

Jln. Pluit Sakti Raya No. 28, Ruko Sentra Bisnis Blok A/6
Telp:(+62-21) 666.00571, 660.3561
Fax :(+62-21) 660.3025
Jakarta – 14440
INDONESIA
email. jkt.pluit@prodia.co.id

Jln. Kedoya Agave Raya, Perkantoran Tomang Tol Raya Blok A-II/22
Telp:(+62-21) 580.3066, 581.2941
Fax :(+62-21) 581.5983
Jakarta – 11520
INDONESIA
email. jkt.kedoya@prodia.co.id

Jln. Cideng Barat 36-A
Telp:(+62-21) 632.1820, 632.1822, 632.1823
Fax :(+62-21) 632.1813
Jakarta – 10150
INDONESIA
email. jkt.cideng@prodia.co.id

Arteri Pondok Indah, Jln. Sultan Iskandar Muda 31/C
Telp:(+62-21) 722.7728, 722.6655, 729.1710
Fax :(+62-21) 729.1711
Jakarta – 12240
INDONESIA
email. jkt.arteri@prodia.co.id

RS. Bunda, Jln. T. Cik. Ditiro 28, Menteng
Telp:(+62-21) 314.4089, 319.27752
Fax :(+62-21) 314.4160
Jakarta – 10310
INDONESIA
email. jkt.bunda@prodia.co.id

Jln. Raya Pasar Minggu No. 98-E
Telp:(+62-21) 798.6247, 791.84723
Fax :(+62-21) 790.1922
Jakarta – 12510
INDONESIA
email. jkt.psminggu@prodia.co.id

Jln. Karang Tengah, Kompleks Bona Indah Blok A-2/C Kav. 7
Telp:(+62-21) 750.6715, 921.3393
Fax :(+62-21) 766.1324
Jakarta – 12440
INDONESIA
email. jkt.bona@prodia.co.id

Jln. Danau Sunter Utara Blok C-1 No. 4-A
Telp:(+62-21) 647.14338
Fax :(+62-21) 653.08117
Jakarta
INDONESIA
email. jkt.sunter@prodia.co.id

Jln. K.H. Adul Syafei No. 25, Kampung Melayu - Tebet
Telp:(+62-21) 830.8055
Fax :(+62-21) 830.4268
Jakarta
INDONESIA
email. jkt.kpmelayu@prodia.co.id

Komplek Sentra Niaga, Puri Indah Blok T6/28
Jln. Puri Lingkar - Dalam
Telp:(+62-21) 583.04501
Fax :(+62-21) 583.04502
Jakarta 11610
INDONESIA
email. jkt.puri@prodia.co.id

Ruko Marcella Tahap II No. 10
Jln. Bintaro Utama Raya Sektor III-A, Bintaro
Telp:(+62-21) 735.7652
Fax :(+62-21) 735.7652
Jakarta
INDONESIA
email. jkt.bintaro@prodia.co.id

Hmm...,ada emailnya juga toh. Ya weis akhirnya mulailah mengetik email berbagai pertanyaan ke Prodia-Depok . Ternyata untuk check-up plus pria dan wanita itu berbeda harganya, sedangkan untuk yang dasar sama.
Check up plus ( laki-laki ) = Rp. 1.615.000,- terdiri dari :
Hematologi,lengkap, Urine rutin, faeces rutin, bilirubin tot&dir, got, gpt, gamma GT, fosfatase alkali, SPE, Glukosa N, Cholesterol Total, HDL, LDL, Trigliserida, Urea, Kreatinin, Asam urat, HBsAg, Anti HCV, Apo B, TSHs, AFP, PSA.

Check up plus ( Wanita ) = Rp. 1.800.000,- terdiri dari :
Hematologi,lengkap, Urine rutin, faeces rutin, bilirubin tot&dir, got, gpt, gamma GT, fosfatase alkali, SPE, Glukosa N, Cholesterol Total, HDL, LDL, Trigliserida, Urea, Kreatinin, Asam urat, HBsAg, Anti HCV, Apo B, TSHs, AFP, Papsmear ( SSBC Thin prep ).

Check up dasar ( laki-laki&wanita ) = Rp. 1.240.000,- terdiri dari :
Hematologi,lengkap, Urine rutin, faeces rutin, bilirubin tot&dir, got, gpt, gamma GT, fosfatase alkali, SPE, Glukosa N, Cholesterol Total, HDL, LDL, Trigliserida, Urea, Kreatinin, Asam urat, HBsAg, Anti HCV, Apo B, TSHs.

Terus katanya harus puasa dulu 10 s/d 12 jam. So, setelah ditimbang-timbang jadilah hari Sabtu kemarin ke Prodia. Oh ya lebih baik Prodianya yang ada dokternya, untuk konsultasi hasilnya lebih lanjut. Jika cuma menerangkan katanya petugas-petugasnya juga bisa memberikan keterangan, tapi gw lebih prefer yang ada dokternya, soalnya free charge alias gratis, kecuali kalo ditambah periksa psikis (klo ga salah tulis), kena charge 80ribu. Akhinya gw ke Prodia-Pasar Minggu deh :)

Setelah puasa dari jam 10 malam, jam 9 pagi gw baru jalan dari rumah. Tanya-tanya lagi nie sama petugasnya. Ternyata yang Check-Up prakaryawan lebih murah loh. Akhinya gw milih Check-Up Prakaryawan dengan mengurangi test kehamilan dan cek glukosa setelah 2 jam puasa, terus nambain cek untuk asam urat. Total 385ribu, lumayan lebih murah dari Check-up dasar!!!

Cek glukosa setelah 2 jam puasa ga bisa dilakukan soalnya gw datangnya jam 10.30an sedangkan dokternya cuma sampe jam 12. Gw sempet protes, loh bukannya sampe jam 6 sore ?.., “Iya itu jam bukanya, sedangkan dokternya cuma sampe jam 12”. Ini kesalahan pertama gw. So buat yang mau Check-Up mending dateng pagian aja, Prodia udh buka kok dari jam 6 pagi.

Setelah ambil nomor, ga lama dipanggil sama dokternya, kemudian dikasih tabung kecil dan suruh disi dengan urine. Ternyata agak repot juga ya ngisi urine ke tabung itu :( .Terus setelah kasih tabung itu ke petugasnya, duduklah dengan manis di kursi pasien. Kemudian diambil darah sama dokternya. Dokternya cantik dan ramah :P. Setelah itu dikasih tabung lagi untuk diisi sama feses. Tabungnya boleh dibawa pulang dan dianter besoknya lagi jika tidak bisa diisi feses pada hari itu juga. Prosesnya cepet cuma 30menitan dari pertama tanya-tanya sama petugasnya sampe selesai diambil darahnya.

Ternyata kalo kita cuma mau cek asam urat atau jantung atau darah tinggi atau aja juga bisa. Jadi ga harus satu paket gitu.

Oh ya yang gw datangin ini Prodia Pasar Minggu, posisinya sebelah kiri Masjid AT-Taqwa Pasar Minggu, ruko-ruko gitu modelnya, di situ ada Bank BCA dan Mandiri juga. Kalo dari Depok naik angkot M.04 Depok-Pasar Minggu atau angkutan umum ke arah Pasar Minggu. Dari terminal Pasar Minggu naik angkot warna biru telor asin nomor M16, turun di depan Prodianya, ga jauh kok cuma +/- 5menitan, bayar cuma 2000 perak. Prodianya agak ketutupan sama warung-waruing yang ada didepannya.

Monday, 241108
Selengkapnya...

Thursday, November 20, 2008

PIM

Icon jam di komputer baru menunjukkan pukul satu lewat, tapi gw udh beranjak untuk solat zuhur. Biasanya sie jadwal solat zuhur jam 2, tapi berhubung sekalian nyuci sendok yang abis dipake makan untuk digunakan lagi minum obat siang, maka jadwalnya pun berubah. Maklulmlah sendok-nya cuma punya satu, eh dua deh .. :P, Yang satu sendok plastik dapat dari makan katering kemarin lengkap dengan garpunya. Dan yang satu bawa dari rumah, biasanya dipake untuk makan siang. Dikantor gw, sendok dan garpu itu termasuk barang langka, karena jumlah sendok dan garpu jauh lebih sedikit daripada jumlah karyawan yang ada. Dan karena kelangkaan itu, banyak yang ngumpetin sendok dan garpu dilacinya masing-masing, maka makin punahlah sendok dan garpu di pantry. Hmm.., bisa masuk jurnal barang-barang langka ga ya ?.. :)

Tapi bukan itu yang penting, sehabis mengambil air wudhu di rest room, gw langsung ambil posisi di pojok. Gw emang paling senang di pojok, jadi ga terganggu sama yang lain, lebih privacy rasanya.., taelaaa.... Lagi konsen-konsennya sholat, terdengar suara yang cukup keras dari Rusli. “Pak, maaf ya ga bisa datang kemarin. Lancar Pak ?”, “Alhamdulillah lancar” kata Pak Buang. “Hujan ga Pak?”, “Alhamdulillah hujan juga” ujar Pak Buang sambil tertawa. Entah menertawakan hujan atau kejadian lucu yang dialami sewaktu hujan itu. “Tinggal dimana Pak sekarang?” tanya Rusli lagi. “Kadang dua hari dirumah, kadang dirumah mertua”. Hmm, gw baru inget undangan yang ada di meja Mas Saprudin beberapa hari yang lalu, mengenai pernikahan anaknya Pak Buang. Oh itu toh yang lagi dibicarakan mereka. “Pak sekedar mau sharing aja nie, klo tinggal di rumah mertua terus kalo lagi ada masalah bagaimana ya?”, “Wah, selama ini sie belum pernah denger ada masalah, tapi ya pengalaman saya dulu, saya kan pernah tinggal satu tahun dirumah mertua, biasanya istri dan orang tuanya saja. Kalo saya kan berangkat gelap pulang gelap, jadi ya jarang dirumah. Lain persoalannya kalo menganggur, kan seharian dirumah, mungkin aja ada masalah. Tapi biasanya memang kalau wanita lebih susah klopnya dengan keluarga suami. Kalo dirumah sendiri-kan, kalo sudah cape bisa langsung istirahat, kalo dirumah orang mana bisa?.” ujar Pak Buang panjang kali lebar. Wah topik ini mengusik konsentrasi solat, maaf ya Allah :). “Dulu juga sempet pengen ngontrak sendiri, tapi kata mertua buat apa, wong disini juga ada tempat kok” urainya lagi “Tapi kalo seandainya ada, paling saya bilangin ke anak saya itu”. “Jadi ikut lobang donk?” canda Rusli sambil tertawa. Wah Rusli, lo' bisa kena UU pornografi.., Eh' ga segitunya kali :P

Bukan masalah sendok dan garpu atau UU pornografi yang menarik, tapi tempat tinggal yang akan ditempati setelah menikah itu yang menarik buatku. Pondok Indah Mertua (PIM) bukan Pondok Indah Mall loh... Gw sama sekali tidak tertarik dengan istilah itu. Pengalaman dari teman gw SMU “Z” pada awal-awal pernikahannya yang harus menyetel weker setiap hari agar bangun lebih pagi dari orang yang punya rumah dan tidur paling akhir atau paling tidak berbarengan dengan si empunya rumah. Belum kebiasaan lain yang harus dikontrol demi tidak diomongin sama mertua atau tidak dicap menantu yang tidak tahu diri oleh mertua. Lain lagi cerita dari teman kantor “V” yang “ribut” sama mertuanya karena merasa lebih tahu cara mengatur anaknya daripada istrinya sendiri. “V” yang mandiri, akhirnya meninggalkan rumahnya yang mewah dibilangan Timur Jakarta (walau rumah itu bukan rumah mertua, tapi berhadapan dengan rumah mertua, sehingga bisa dikontrol setiap hari), dan membeli rumah baru di kawasan Elit di kota pinggiran Jakarta. Banyak lagi cerita-cerita tidak enak yang gw denger, walau sebenarnya tidak 100% tinggal dirumah mertua itu tidak enak. Pasti ada hal-hal menyenangkan lainnya yang bisa terjadi.

Tapi tetap gw ga berusaha untuk menghindari hal-hal tidak enak yang mungkin saja bisa terjadi (suatu hari jika gw menikah nanti). Itulah yang bikin gw tetap ngotot harus punya rumah sebelum menikah nanti. Ya minimal kredit rumah-lah, pokoknya tidak harus tinggal dirumah mertua. Dan kalo bisa tidak ngontrak juga. Maklumlah pengalaman orang tua gw yang selama ini ngontrak dan baru punya rumah sendiri waktu gw SD kelas lima, menurut gw tidak begitu menyenangkan. Tidak merenovasi rumah sebebasnya karena rumah itu statusnya kontrak. Paling hanya memperbaiki bagian-bagian yang rusak saja dengan tidak merubah fungsi dan pondasi awal rumah. Lagi pula menurut gw daripada ngontrak, mending kredit rumah, toh itung-itungannya tidak beda jauh dengan ngontrak, cuma bedanya harus bayar DP aja. Ini juga salah satu faktor penyemangat gw buat nabung, selain biaya untuk nikah juga minimal ada DP untuk beli rumah. Pernah ada temen yang bertanya “Lo kan cewek, ngapain ribet-ribet mikirin rumah?” Menurut gw, gw ga mau bergantung sama orang lain, Ya kalo dapat suami yang tajir, kalo nggak ?”. Paling tidak cukup-lah untuk memenuhi keinginan-keinginan diri gw sendiri :).

Wednesday, 121008
Selengkapnya...

S E A N D A I N Y A

Seandainya ...
Detik jam berputar ke kiri
Untaian benang terajut kembali

Seandainya ...
Angkuh mencair
Duniaku menerimamu

Seandainya ...
Aku tidak pernah mengenalmu

Ahh...
Seandainya untaian kata ini tidak pernah tergores. Selengkapnya...


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com and BMW Cars. Powered by Blogger